Rabu, 01 Mei 2019

ISLAM KITA MENYATUKAN, BUKAN MEMECAH BELAH

– إسلامنا يوحد ولايفرق – 
Oleh : Habib Umar bin Hafidz 
Diterjemahkan oleh Habib Jindan bin Novel 
‘Dalam Acara Jalsatuddu’ah pertama di Jakarta Islamic Center, Jakarta Utara, Ahad Malam Senin, 15 Oktober 2017’
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah memilih kalian untuk memikul amanah yang agung ini.
Semoga Allah menolong kalian agar bisa menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya.
Wahai Allah rekatkanlah hati dan sanubari-sanubari kami ini dengan hati dan sanubari orang-orang yang dekat dan Engkau cintai dengan sanad yang kuat yang tersambung kepada mereka.
Hakikat keistimewaan dalam Islam adalah dengan memerdekakan nafsu kita dan juga memerdekakan orang lain dari jajahan nafsu-nafsunyanya mereka sendiri.
Allah telah menyebutkan kepada kita tentang perkara DAKWAH KEPADA ALLAH dengan cara metode dakwah yang diterima oleh Allah Subhanahuwata’ala yang bermanfaat bagi masayarakat.
Yang pertama hatinya dipenuhi dengan Ta’dzhim (pengagungan) kepada Allah Ta’ala dan tidak berharap kecuali hanya kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Ta’ala mengatur slogan ini di lidahnya Para Rasul seperti tercantum dalam Al Qur’an 
ما أسألكم عليه من أجر إن أجري إلا على رب العالمين
“Sesungguhnya Aku tidak meminta dari kalian wahai umat upah apapun juga, Sesungguhnya upahku ditanggung oleh Allah, oleh Allah yang menciptakan alam semesta.” (QS Asy- syu’ara: 164)
Allah Ta’ala memuji orang-orang yang menyampaikan Risalah yang takut kepada Allah dan tidak mengenal rasa takut melainkan hanya kepada Allah, dan sungguh sebaik-baik tempat bersimpuh hanyalah kepada Allah.
Selengkapnya...

Selasa, 30 April 2019

KEISTIMEWAAN DAN AMALAN BULAN SYA'BAN

Ada beberapa hadis shahih yang menunjukkan keistimewaan di bulan Sya’ban, di antara amalan tersebut adalah memperbanyak puasa sunnah selama bulan Sya’ban.

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau mengatakan,

يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ: لاَ يُفْطِرُ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ: لاَ يَصُومُ، فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ

“Terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam puasa beberapa hari sampai kami katakan, ‘Beliau tidak pernah tidak puasa, dan terkadang beliau tidak puasa terus, hingga kami katakan: Beliau tidak melakukan puasa. Dan saya tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan, saya juga tidak melihat beliau berpuasa yang lebih sering ketika di bulan Sya’ban.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Aisyah mengatakan,
لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ

“Belum pernah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa satu bulan yang lebih banyak dari pada puasa bulan Sya’ban. Terkadang hampir beliau berpuasa Sya’ban sebulan penuh.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Aisyah mengatakan,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَفَّظُ مِنْ هِلَالِ شَعْبَانَ مَا لَا يَتَحَفَّظُ مِنْ غَيْرِهِ، ثُمَّ يَصُومُ لِرُؤْيَةِ رَمَضَانَ، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْهِ، عَدَّ ثَلَاثِينَ يَوْمًا، ثُمَّ صَامَ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan perhatian terhadap hilal bulan Sya’ban, tidak sebagaimana perhatian beliau terhadap bulan-bulan yang lain. Kemudian beliau berpuasa ketika melihat hilal Ramadhan. Jika hilal tidak kelihatan, beliau genapkan Sya’ban sampai 30 hari.” (HR. Ahmad, Abu Daud, An Nasa’i dan sanad-nya disahihkan Syaikh Syu’aib Al Arnauth)

Ummu Salamah radhiallahu ‘anha mengatakan,

عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ يَصُومُ مِنَ السَّنَةِ شَهْرًا تَامًّا إِلَّا شَعْبَانَ، وَيَصِلُ بِهِ رَمَضَانَ

“Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam belum pernah puasa satu bulan penuh selain Sya’ban, kemudian beliau sambung dengan Ramadhan.” (HR. An Nasa’i dan disahihkan Al Albani)

Hadis-hadis di atas merupakan dalil keutamaan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, melebihi puasa di bulan lainnya.

Apa Hikmahnya?
Ulama berselisih pendapat tentang hikmah dianjurkannya memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, mengingat adanya banyak riwayat tentang puasa ini.
Selengkapnya...

Senin, 10 Maret 2014

Peristiwa di Bulan Jumadil Awal

Banyak peristiwa yang terjadi di bulan Jumadil Awwal. Selain merupakan bulan kelahiran beberapa ulama dan awliya’ besar, seperti Imam Ghazali dan Imam Ali Zainal Abidin, bulan kelima dalam kalender Hijriyah ini juga menjadi saksi keteguhan seorang pejuang muslim sejati, Abdullah bin Zubair bin Al-‘Awwam, dan ibunya, Asma’ binti Abu Bakar Ash-Shiddiq. Tanggal 17 Jumadil Awwal adalah hari ketika Abdullah dihukum mati oleh Hajjaj bin Yusuf, salah seorang punggawa yang sangat terkenal kezhalimannya.

Tentang Asma’ binti Abu Bakar, sang bunda, catatan sejarah telah mengabadikan kisah-kisah keteguhan hatinya. Pada masa mudanya, ia adalah gadis yang mengantarkan bekal makanan ke Gua Tsur untuk ayahandanya, Abu Bakar Ash-Shiddiq ra., yang tengah menemani junjungannya, Rasulullah saw. dalam menempuh perjalanan hijrah ke Madinah. Gurat rona merah bergambar telapak tangan di pipinya juga mengisahkan kesetiaannya melindungi tempat persembunyian junjungannya di Gua Tsur meski Abu Jahal menginterogasinya dengan kekerasan.

Sedangkan mengenai putranya, Abdullah bin Zubair, diceritakan, beberapa tahun setelah Tragedi Karbala, pemerintah Bani Umayyah kembali membidik tokoh-tokoh muslim yang dianggap musuhnya. Sebelum wafatnya, Mu’awiyyah telah memberikan wejangan khusus tentang tiga tokoh yang dianggap potensial akan merongrong kewibawaan pemerintahannya. “Ada tiga orang yang bisa menjadi pesaingmu,” kata Mu’awiyyah sebelum ajal menjemput nyawanya. “Husain bin Ali, Abdullah bin Zubair, dan Muhammad bin Abdurrahman. Mereka adalah orang-orang yang ucapannya akan didengar oleh kaum muslimin. Muhammad bisa diabaikan, karena ia terlalu sibuk memikirkan akhiratnya. Sedangkan Husain adalah seorang yang berhati teguh dan ikhlas. Jika ia memberontak dan kau berhasil mengalahkannya, ampunilah dia. Betapapun ia masih keluarga kita. Tapi berhati-hatilah terhadap Abdullah bin Zubair. Ia orang yang tak mengenal kompromi. Jika kau berhasil mengalahkannya, bunuhlah dia,” kata Mu’awiyyah kepada Yazid, penerus pemerintahannya.

Selengkapnya...

Sabtu, 23 Maret 2013

Kesederhanaan Istri Umar bin Abdul Aziz


Umar bin Abdul Aziz memilih menunggang keledai untuk kendaraan sehari-hari, membatalkan acara pelantikan dirinya sebagai khalifah yang akan diadakan besar-besaran dan penuh kemewahan.

Sungguh Fatimah heran dan tidak percaya mendengar berita tersebut karena ia sangat mengenal siapa suaminya. Sosok yang sangat identik dengan kemewahan hidup mengapa secara tiba-tiba ia hendak berpaling dari kemewahan, padahal tampuk kekuasaan kaum muslimin baru saja di anugerahkan kepadanya?

Keterkejutannya semakin bertambah tatkala melihat suaminya pulang dari dari kota Damaskus, tempat ia dilantik sebagai khalifah umat islam. Suaminya terlihat lebih tua tiga tahun dibandungkan tiga hari yang lalu tatkala ia berangkat ke kota Damaskus. Wajahnya terlihat sangat letih, tubuhnya gemetaran dan layu karena menanggung beban yang teramat berat.
Selengkapnya...

Kamis, 14 Februari 2013

KEISTIMEWAAN BULAN RAJAB

Beberapa keisitimewaan Bulan Rajab. Bulan Rajab merupakan penanggalan Hijriyah, Bulan Rajab adalah bulan ke- 7 pada penanggalan Hijriyah ini. Dalam hadist Rasulullah SAW, ada beberapa poit tentang keisitmewaan bulan Rajab, dan inilah beberapa point keistimewannya tersebut: 
  1. Hendaklah kamu memuliakan bulan Rajab, niscaya Allah memuliakan kamu dengan seribu kemuliaan di hari Qiamat.
  2. Kelebihan bulan Rajab dari segala bulan ialah seperti kelebihan Al-Quran keatas semua kalam (perkataan).
  3. Puasa sehari dalam bulan Rajab seumpama puasa empat puluh tahun dan diberi minum air dari syurga.
  4. Bulan Rajab Syahrullah (bulan Allah), diampunkan dosa orang-orang yang meminta ampun dan bertaubat kepada-Nya. Puasa dalam bulan Rajab, wajib bagi yang ber puasa itua.Diampunkan dosa-dosanya yang lalu. Dipelihara Allah umurnya yang tinggal.Terlepas daripada dahaga di akhirat.
  5. Puasa pada awal Rajab, pertengahannya dan pada akhirnya, seperti puasa sebulan pahalanya.
Selengkapnya...

PENGERTIAN BULAN DALAM ISLAM

URUTAN NAMA BULAN DALAM ISLAM
  1. Muharram, artinya, yang diharamkan atau yang menjadi pantangan. Penamaan Muharram, sebab pada bulan itu dilarang menumpahkan darah atau berperang. Larangan tesebut berlaku sampai masa awal Islam. 
  2.  Shafar, artinya, kosong. Penamaan Shafar, karena pada bulan itu semua orang laki-laki Arab dahulu pergi meninggalkan rumah untuk merantau, berniaga dan berperang, sehingga pemukiman mereka kosong dari orang laki-laki. 
  3.  Rabiu’ul Awal, berasal dari kata rabi’ (menetap) dan awal (pertama). Maksudnya masa kembalinya kaum laki-laki yang telah meninqgalkan rumah atau merantau. Jadi awal menetapnya kaum laki-laki di rumah. Pada bulan ini banyak peristiwa bersejarah bagi umat Islam, antara lain: Nabi Muhammad SW lahir, diangkat menjadi Rasul, melakukan hijrah, dan wafat pada bulan ini juga.
  4. Rabi’ul Akhir, artinya masa menetapnya kaum laki-laki untuk terakhir atau penghabisan. 
  5. Jumadil Awal, nama bulan kelima. Berasal dari kata jumadi (kering) dan awal (pertama). Penamaan Jumadil Awal, karena bulan ini merupakan awal musim kemarau, di mana mulai terjadi kekeringan. 


  • Jumadil Akhir, artinya, musim kemarau yang penghabisan. 
  • Rajab, artinya mulia. Penamaan Rajab, karena bangsa Arab tempo dulu sangat memuliakan bulan ini, antara lain dengan melarang berperang. 
  • Sya’ban, artinya berkelompok. Penamaan Sya’ban karena orang-orang Arab pada bulan ini lazimnya berkelompok mencari nafkah. Peristiwa penting bagi umat Islam yang terjadi pada bulan ini adalah perpindahan kiblat dari Baitul Muqaddas ke Ka’bah (Baitullah). 
  • Ramadhan, artinya sangat panas. Bulan Ramadhan merupakan satu-satunya bulan yang tersebut dalam Al-Quran, Satu bulan yang memiliki keutamaan, kesucian, dan aneka keistimewaan. Hal itu dikarenakan peristiwa-penistiwa peting seperti: Allah menurunkan ayat-ayat Al-Quran pertama kali, ada malam Lailatul Qadar, yakni malam yang sangat tinggi nilainya, karena para malaikat turun untuk memberkati orang-orang beriman yang sedang beribadah, bulan ini ditetapkan sebagai waktu ibadah puasa wajib, pada bulan ini kaurn muslimin dapat rnenaklukan kaum musyrik dalarn perang Badar Kubra dan pada bulan ini juga Nabi Muhammad saw berhasil mengambil alih kota Mekah dan mengakhiri penyembahan berhala yang dilakukan oleh kaum musyrik. 
  • Syawal, artinya, kebahagiaan. Maksudnya kembalinya manusia ke dalam fitrah (kesucian) karena usai menunaikan ibadah puasa dan membayar zakat serta saling bermaaf-maafan. Itulah yang mernbahagiakan. 
  • Dzulqaidah, berasal dari kata dzul (pemilik) dan qa’dah (duduk). Penamaan Dzulqaidah, karena bulan itu merupakan waktu istirahat bagi kaum laki-laki Arab dahulu. Mereka menikmatmnya dengan duduk-duduk di rumah. 
  • Dzulhijjah artinya yang menunaikan haji. Penamaan Dzulhijjah, sebab pada bulan ini umat Islam sejak Nabi Adam as. menunaikan ibadah haji.

  • Saya menulis blog ini untuk saling mengingatkan ketika kita belum menghafal nama-nama bulan dalam Islam berbagi ilmu. Selengkapnya...